•Batas Wilayah
Sebelah Utara Dengan : Laut Jawa
Sebelah Selatan Dengan : Samudera
Indonesia
Sebelah Barat Dengan : Selat Lombok dan
Bali
Sebelah Timur Dengan : Pulau Sumbawa
•Pembagian Administratif Pemerintahan
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara
Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi empat Daerah Tingkat II:
1. Kota Mataram
2. Kabupaten Lombok Barat
3. Kabupaten Lombok Tengah
4. Kabupaten Lombok Timur
•Iklim
Seperti lazimnya daerah lain di
Indonesisa, Lombok juga meiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan umumnya mulai dari Oktober sampai dengan Maret dan musim kemarau
berlangsung dari April sampai September. Suhu rata-rata sepanjang tahun di
Pulau Lombok berkisar antara 21º sampai 33 º Celsius.
DEMOGRAFI
Menurut data yang terkumpul pada tahun
2009 populasi di Pulau Lombok yaitu sebanyak 3.000.000 Jiwa.
•Suku
Suku terbesar yang mendiami Pulau Lombok
adalah Suku Sasak dengan presentase 85%, mereka merupakan suku asli dari Pulau
Lombok. Selain itu Pulau
Lombok juga didiami oleh suku Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab.
•Agama
Di Pulau Lombok agama yang paling besar
penganutnya adalah agama Islam, setelah itu agama Hindu yang dianut oleh
orang-orang keturunan bali, barulah agama yang lain seperti Kristen dan Buddha.
Selain keempat agama tersebut juga ada agama yang berkembang dikalangan Suku
Sasak, yaitu Boda. Boda adalah agama tertua suku sasak yang diwariskan oleh
leluhur mereka.
•Bahasa
Bahasa daerah yang dituturkan di Pulau
Lombok oleh Suku asli Sasak disebut dengan Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan
ke dalam ragam bahasa yang sama dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa
kata yang cara pelafalan, penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam
Bahasa Bali dan Jawa. Ini desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di
antara mereka. Bahasa Sasak Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi
dengan aksara Jawa Kuno, Hanacaraka. Aksara Hanacaraka Bali dan Sasak sama-sama
berjumlah 18, sementara Hanacaraka Jawa berjumlah 20 aksara.
SEJARAH
•Zaman Praaksara
Di zaman ini, sejarah dari Pulau Lombok
belum jelas karena belumadanya data dan bukti otentik yang dapat mendukung
sejarah Pulau Lombok pada masa ini.
•Periode Hindu Buddha
Di periode Hindu Buddha, muncul beberapa
kerajaan seperti Kerajaan selaparang Hindu dan Bayan. Dalam perjalanannya
kerajaan-kerajaan ini tunduk atas kekuasaan Majapahit dari ekspedisi yang
dilaukan oleh kerajaan Majapahit. Sebagian juga ada yang tunduk atas kerajaan
Gel-Gel yang berasal dari Bali.
Dri sisi agama, Hindu-Bali dibawa
langsung oleh pemeluknya, para imigran dari Pulau Bali sejak permualaan abad ke
17 Masehi. Hindu-Bali adalah sinkretisasi ajaran Hindu-Buddha, yang juga
disebut Siwa-Buddha. Menurut Sartono Kartodirjo (1975)
Sebelum imigran dari Bali datang, pulau
yang molek dan subur ini, dinamakan Gumi Selaparang dan di huni oleh orang
Sasak. Sampai abad ke 17, terdapat dua buah kerajaan Sasak yaitu Kerajaan
Pejanggik di Lombok Tengah sebagai kerajaan pedalaman dan kerajaan Selaparang
sebagai kerajaan pesisir yang ibu kotanya di Kayangan, Labuhan Lombok di Lombok
Timur.
Memasuki abad ke 17 (1600an), secara
bergelombang imigran dari Karang Asem- Bali datang ke Pulau Lombok untuk
membuka lahan pertanian dan mendirikan pemukiman. Penduduk baru ini datang,
selain karena kerajaanya diganggu oleh kerajaan kerajaan tetangganya di Bali,
juga karena wilayah tofografinya kurang menguntungkan untuk pertanian, dengan
kawasan tanah perbukitan. Pemukiman-pemukiman itu dikenal dengan nama
Sengkongok (di kaki Gunung Pengsong), Pagutan, Pagesangan, dan Mataram (di
Kodya Mataram) dan Tanaq Embet (di Senggigi).
Pengaruh Bali memang sangat kental dalam
kebudayaan Lombok hal tersebut tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan
kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau Lombok dalam waktu yang
cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya lokal dengan
kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre –
genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional
berasal atau diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan
Bali saling mengambil dan meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang
menarik dan saling melengkapi.
•Masuknya Islam
Islam pertama kali masuk ke NTB dari
Kerajaan Lombok. Kerajaan ini dijadikan basis dari berkembangnya islam oleh
Sunan Prapen, Putra Sunan Giri. Usaha Pengislaman oleh Sunan Prapen sangat
berhasil, sehingga hamper seluruh Pulau Lombok memeluk agama Islam.
Sepeninggal Sunan Prapen atas dasar
pertimbangan strategis, Prabu Rangkesari yang menggantikan Prabu Mumbul sebagai
raja Kerajaan Lombok memindahkan ibukota yang semula terletak di Teluk Lombok
ke bekas Kerajaan Selaparang (periode Hindu), yaitu Selaparang seperti nama
keraiaannya. Rupa-rupanya kerajaan Lombok yang memindahkan pusat Kerajaan lnilah
yang dikemudian hari dikenal sebagai Kerajaan Selaparang periode Islam.
•Masa Kolonial
Pada akhir abad ke 17, NTB menjadi
tempat pelarian bagi kelompok perlawanan Kerajaan Gowa dari Sulawesi Selatan.
Mereka menyingkir ke NTB karena tidak mau tunduk kepada pihak pemerintah
kolonial belanda yang telah berhasil menguasai wilayah mereka. Dengan
berpindahnya mereka ke NTB membuat pihak Belanda memberi perhatian kepada
daerah ini. Pihak Belanda tidak mau NTB
berada dibawah pengaruh kelompok perlawanan Kerajaan Gowa, karena bagi mereka
wilayah NTB khusunya Lombok merupakan daerah yang sangat penting dan strategis
bagi lalu lintas perdagangan internasional.
Pada saat itu berdiri Kerajaan Mataram
di Lombok yang dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Raja A.A. Ngurah Gde
Karangasem. Kerajaan Mataram ini telah lebih dulu menjalin hubungan dagang
dengan Inggris, dan hal ini membuat pihak Belanda gusar dan berusaha
menyebarkan pengaruhnya di wilayah Kerajaan Mataram untuk menggantikan pengaruh
Inggris. Pada tanggal 7 Junu 1843, pihak Belanda berhasil menekan Mataram untuk
menandatangani perjanjian yang isinya antara lain Mataram mengakui kedaulatan
Belanda atas Pulau Selaparang dan Mataram wajib melindungi kepentingan
perdagangan Belanda.
Tidak cukup dengan perjanjian di atas,
Belanda berusaha menguasai Kerajaan Mataram sepenuhnya. Dengan memanfaatkan
pertentangan antara Kerajaan Mataram dengan rakyat Sasak yang beragama Islam,
Belanda melakukan berbagai gempuran terhadap Mataram. Akhirnya pada tanggal 20
November 1894, setelah melalui peperangan dan berakhir dengan pengepungan, raja
Mataram bersama anaknya, yaitu, A.A. Made Jelantik dan A.A. Gde Oka menyerah.
Raja Mataram dan keluarganya akhirnya diasingkan di Tanag Abang. Setelah
peperangan itu, berarti Belanda telah menguasai sepenuhnya Pulau Lombok. Mereka
kemudian membagi Lombok menjadi tiga onderafdeling, yaitu, Lombok Barat, Lombok
Tengah, dan Lombok Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar